Rabu, 11 Januari 2012

Prediksi Perkembangan Partai Golkar Kota Gorontalo Pasca Nixon

Hari ini, Sabtu tanggal 07 Januari 2012 pukul 13.00 wita, bertempat di Kantor DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo, DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo menggelar Musyawarah Daerah luar biasa (Musdalub). Kegiatan ini digelar sebagai tindak lanjut dari pemecatan Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo sebelumnya yakni Sdr. Ir. H. Nixon Ahmad beserta Sekretarisnya Sdr. Rizal Datau oleh DPP Partai Golkar. selain itu, kegiatan Musdalub ini juga bertujuan untuk mendefenitifkan kepemimpinan DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo, dimana pasca pencopotan Sdr. Nixon - Rizal, tampuk pimpinan DPD II Partai Golkar Kota gorontalo hanya dipegang oleh carateker, dalam hal ini Sdr. H. Marthen Taha, M.Ec.Dev.


Agenda Musdalub ini setidaknya mendapat apresiasi yang luar biasa dari para kader Golkar Kota Gorontalo, khususnya yang sudah tidak puas dengan kepemimpinan Sdr. Ir. H. Nixon Ahmad - Sdr. Rizal Datau, yang dinilai terlalu berpihak kepada pemimpin kontroversial Kota Gorontalo yakni Sdr. Adhan Dambea dan berani melawan keputusan - keputusan DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo, tingkah yang tentunya tidak wajar dilakukan oleh seorang kader Golkar yang notabene menjabat sebagai Ketua DPD II Partai Golkar atau setingkat dibawah DPD I Partai Golkar. Apresiasi ini terlihat dari jumlah peserta yang hadir, yakni seluruh Pengurus Kecamatan (PK) dari 9 PK yang ada di Kota Gorontalo turut hadir dalam agenda Musdalub tersebut.


Hasil dari kegiatan Musdalub Partai Golkar Kota Gorontalo ini, sangat menarik untuk kita kaji bersama. Mulai dari penetapan Sdr. H. Marthen Taha, M.Ec.Dev sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo, sampai pada permasalahan lain, yang sebelumnya seakan tertimbun dipermukaan, namun terungkap secara terbuka dalam Musdalub ini. berikut saya akan bahas secara detail satu persatu;
Pertama,penunjukan H. Marten Taha, SE, M.Ec.Dev sebagai Ketua DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo.
H. Marten memang dikenal sebagai figur senior di tubuh Partai Golkar, bukan hanya Kota Gorontalo, namun untuk tingkat Provinsi Gorontalo. Jabatan Ketua DPRD prov. Gorontalo yang saat ini dijabat oleh Sdr. Marten Taha sebagai bukti ketokohan seorang Marten Taha. Beliau juga tentu merupakan solusi yang tepat untuk kembali membangun serta memelihara kewibawaan Partai Golkar di Kota Gorontalo. namun, yang menjadi pertanyaan, apakah Sdr. Marten Taha, SE, M.Ec.Dev mau menerima jabatan Ketua DPD II Partai Golkar kota Gorontalo benar - benar untuk membangun Golkar Kota Gorontalo, atau hanya untuk memuluskan pencalonannya dalam Pilkada Kota Gorontalo tahun ini. Ini tentu menarik, karena aklamasi penunjukan Sdr. Marten Taha sebagai Calon Ketua DPD II partai Golkar kota Gorontalo berbarengan dengan penunjukan dirinya sebagai calon Walikota Gorontalo dalam Pilwako mendatang. Selain itu, masih adanya kader Golkar Kota Gorontalo yang terlanjur mengambil jalan berseberangan dengan DPD I Partai Golkar Provinsi Gorontalo tentunya merupakan pekerjaan rumah yang harus diselesaikan oleh Marten Taha.

Kedua, Permintaan PAW untuk Sdr. Nixon Ahmad, cs dari DPRD Kota Gorontalo. Terlepas dari keputusannya yang sering memilih berseberangan dengan DPD I partai Golkar Prov. Gorontalo, harus kita akui bahwa Sdr. Ir. H. Nixon Ahmad adalah salah seorang kader hebat yang dimiliki oleh Partai Golkar. Selain cerdas, Nixon juga termasuk kader yang sudah kaya akan asam dan garamnya partai Golkar. mem- PAW Nixon, tentunya sama dengan menendangnya untuk keluar dari Partai Golkar. Ini bisa jadi menjadi kerugian kedua belah pihak. Nixon memang yang paling dirugikan, tetapi paling tidak masih banyak Parpol yang mau menerimanya, bahkan mungkin meminangnya. Akan tetapi, Partai Golkar tentu akan kehilangan salah satu kader terbaiknya yang ada di Kota Gorontalo. Ingat, Kota Gorontalo saat ini tidak terlalu banyak memiliki kader dengan kharismah yang tinggi. apabila Nixon ditendang, otomatis Tokoh Golkar Kota Gorontalo tinggal menyisahkan Erwin Rauf dan Totok Bachtiar. Bagaimana dengan Marten Taha? Kalau mengharapkan Marten Taha, tentunya tidak bisa terlalu diharapkan, karena Ketokohan Marten Taha sudah terlalu tinggi kalau hanya untuk mengurus Golkar Kota Gorontalo, khususnya untuk sampai ditingkat bawah. Oleh karena itu, alangkah baiknya DPD I Partai Golkar Prov. Gorontalo maupun Pengurus DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo yang baru lebih baik berusaha untuk kembali menggalang Nixon dan Rizal datau, ketimbang membuangnya dari Partai Golkar.

Ketiga, Permasalahan dana Bantuan Parpol. Saya mungkina tidak akan mengupas secara mendalam, mengingat hal ini sebenarnya urusan internal Partai Golkar. pada saat Musdalub, hal tersebut direkomendasikan untuk dibawah ke ranah hukum. namun, saya melihat bahwa hal ini sebaiknya diselesaikan secara Internal dulu, karena lebih bermanfaat apabila diselesaikan secara baik - baik dibanding dengan diranah hukum. Memenjarakan pengurus sebelumnya memang baik, karena bisa memberikan efek jera. Tetapi ingat, hal tersebut sedikit banyak dapat berdampak akan memberikan efek negatif bagi Golkar pada Pilwako mendatang. Bisa jadi, kader Golkar Kota Gorontalo yang selama ini berseberangan dengan DPD I akan terus memberikan perlawanan terutama pada saat Pilwako mendatang. Oleh karena itu, dalam menyelesaikan persoalan golkar di Kota Gorontalo, tentunya perlu langkah - langkah yang bijak, jitu dan tentunya tidak merugikan Partai Golkar.

Terus, bagaimana dengan perkembangan Golkar pasca Nixon????
Tentunya, kita semua tahu bahwa Golkar adalah Partai besar yang sudah mengakar di masyarakat Kota Gorontalo. namun demikian, untuk mempertahankan hal tersebut, tentunya segala kekeliruan yang terjadi di masa Nixon - rizal harus segera dibenahi oleh pengurus yang baru. Bagaimana pun juga, kepercayaan masyarakat Kota Gorontalo terhadap Golkar perlahan mulai memudar karena Nixon terlalu berpihak sama Adhan Dambea. Sampai dengan saat ini, masyarakat Kota selatan, khususnya yang ada di kel. Leato (pemilik cafe) masih menyimpan kekecewaan terhadap Golkar, termasuk kepada Sdr. Risman taha. oleh karena itu, dengan adanya pergantian kepengurusan DPD II Partai Golkar Kota Gorontalo, adalah saat yang tepat untuk kembali menggalang hati rakyat Kota Gorontalo. Bila perlu, Golkar Kota Gorontalo menjadi pihak terdepan dalam memperjuangkan hak - hak rakyat Kota Gorontalo yang tertindas selama kepemimpinan Adhan Dambea. Bravo Golkar..., Bravo Marthen...!

Tidak ada komentar:

Posting Komentar